Coba putar balik waktu kembali ke tahun 1984 lahirnya sepatu air jordan 1. Seorang rookie NBA, baru berumur 21 tahun, sosok fresh di dunia basket, mulai mencuri perhatian para fans NBA. Tak ada yang bisa menyangka bahwa Michael Jordan saat itu bisa menjadi sosok legendaris seperti yang sekarang kita ketahui sekarang. Dari pertandingan ke pertandingan selama karir hidupnya, beliau berhasil memukau para penonton dan mengalahkan saingannya dengan skill luar biasa. Jujur, pada saat itu tidak ada yang menyangka bahwa seorang atlet bisa mencuri perhatian dunia selayaknya artis Hollywood.
Yes, Jordan muda saat itu berhasil meraih kesuksesan di dunia pertandingan basket. Namun, tak hanya sukses di dunia olah raga, Michael Jordan juga berhasil menciptakan sebuah line fashion yang masih sangat berpengaruh besar di skena streetwear sampai sekarang. Apalagi kalau bukan seri sepatu Air Jordan. Tapi apakah kamu tahu bahwa sepatu ini hampir tidak pernah tercipta. Sebenarnya Michael Jordan tidak berniat untuk membuat kontrak dengan Nike pada saat itu. Di tahun 80-an, Nike bukanlah perusahaan sepatu besar seperti sekarang. Bisa dibilang waktu itu mereka masih berjuang untuk bersaing di dunia sneakers.
Lalu, para atlet basket waktu itu pakai sepatu basket jenis apa dong? Nah, buat kalian yang tidak tahu, saat itu Converse atau Adidas adalah merk sepatu yang unggul untuk bermain basket. Bahkan sepatu yang memang laku di pasaran adalah merk Converse atau Adidas. Alasan ini lah yang membuat Michael Jordan enggan membuat kontrak dengan Nike. Michael hampir saja membatalkan jadwal meetingnya dengan Nike. Tapi memang kalau sudah jodoh, ya tentu saja tetap berhasil. Ibu Michael Jordan, Deloras Jordan, menasehati anaknya untuk setidaknya datang ke meeting tersebut dan mendengarkan penawaran dari Nike.
Setelah hari itu, terlahirlah sebuah line sepatu khsusus untuk Michael Jordan, si rookie basket yang lagi naik daun. Dirinya memutuskan untuk bekerja sama dengan Nike dan kita semua tahu bagaimana kelanjutan dari cerita ini. Pernah terbayang tidak? Apa jadinya kalau saat itu Michael Jordan menjalani kontrak dengan Adidas atau Converse? Mungkin “Air Jordan” versi itu akan memiliki tiga garis ikonik Adidas ya?
Yang pertama selalu yang terdepan. Hal ini juga berlaku untuk warna Air Jordan 1 yang pertama kali rilis pada Maret 1985. Siluet sepatunya sendiri adalah gabungan desain Nike Dunk dan Nike Terminator, gabungan kombo jenius yang dirancang oleh Peter Moore saat itu. Warna merah putihnya melambangkan seragam tim basket Michael Jordan yaitu Chicago Bulls dengan campuran warna merah, putih dan swoosh nike hitam. Untuk pertama kalinya, Michael Jordan bermain basket dengan line sepatunya sendiri, Air Jordan 1 Chicago. Hal ini langsung menjadi sorotan para fans. Tidak hanya karena desain yang fresh dan warna cerahnya yang mencuri perhatian, pada game itu, Michael Jordan menang telak melawan tim musuhnya. Padahal, kaki Michael waktu itu kesakitan sampai berdarah saat mengenakan Air Jordan 1. Namun, hal ini tidak menghentikannya untuk mengalahkan tim musuh. Di film documenter The Last Dance, Michael Jordan menyatakan dia sangat bersemangat bermain basket pada game itu walaupun kakinya sebenarnya sudah sangat kesakitan dan dia tetap tidak mau mengganti sepatu.
Moto “Be Like Mike” pun tercipta. Semua orang rebutan untuk mendapatkan sepasang Air Jordan 1 agar bisa merasakan secercah bagian bagaimana rasanya menjadi Michael Jordan. Selajurnya dengan karir cemerlang Michael, line sepatu-nya pun juga terus melejit menjadi favorit para pecinta sneakers. Biasanya para pecinta Air Jordan mengincar rilis favorit mereka berdasarkan warna sepatu. Nah, uniknya juga di beberapa Air Jordan pasti ada logo ikonik jump man. Siluet ini diambil dari pose Michael Jordan melompat untuk memasukan bola basket ke dalam ring. Logo jump man sendiri biasa ada di bagian tongue sepatu, belakang sepatu bagian heel, tergantung dari tahun produksi dan jenis model sepatunya.
Sekarang perusahaan Nike dihargakan sekitar 30,44 miliar dolar Amerika. Sedangkan Adidas hanya di 14,33 miliar dolar Amerika. Sungguh perubahan nasib yang tidak disangka melihat permulaan cerita Nike yang masih struggling di tahun 80-an. Tentunya kontribusi sepatu Jordan lah yang membuat Nike menjadi perusahaan sepatu nomor satu di dunia sekarang. Hebat banget ya pengaruh Michael Jordan di sini.
Siluet Air Jordan 1 selalu menjadi favorit para penggemar sneakers Indonesia. Walau harga resell-nya tinggi, banyak customer yang tetap membeli demi mendapatkan koleksi warna tertentu. Apalagi jenis Air Jordan 1 yang berkolaborasi atau limited edition. Contohnya seperti kolaborasi dengan Travis Scott, Union LA, Fragment, A Ma Maniere, dan masih banyak lagi. Harga pun bisa melunjak tinggi karena kuantitas barang yang sangat limited dan belum tentu diproduksi lagi modelnya. Apalagi hasil kolaborasi desain antar dua merk, biasanya akan rilis sekali dalam seumur hidup. Bila mereka bekerja sama lagi, maka akan rilis dengan warna atau model yang berbeda. Bila hal ini terjadi, maka sepatu rilis pertama biasanya akan naik harganya karena orang lebih mengincar yg OG dan lebih langka.
Hal ini pun berlaku untuk Air Jordan 1 High Chicago. Nike tidak akan merilis siluet warna ini setiap tahun. Gosipnya waktu itu siluet Chicago akan dirilis pada tahun 2020, namun hal ini tidak terjadi. Malahan, Nike mengeluarkan versi Air Jordan KO (ada yang bilang KO singkatan dari “Knock Off”, seperti tiruan Air Jordan 1 versi Nike) dengan warna Chicago. Beda dari Air Jordan 1 biasa, edisi KO terdiri dari bahan canvas kain yang lebih lemas. Sebenarnya akan jauh lebih nyaman dipakai karena bahan yang lebih fleksibel, tapi para pecinta Air Jordan 1 tetap setia menunggu pengeluaran Chicago yang retro, bukan versi KO. Buat kalian yang mengincari warna siluet Chicago, biasanya bisa beralih ke Air Jordan 1 KO Chicago karena harganya yang jauh lebih bersahabat.
Lalu apa yang terjadi dengan sepasang sepatu Jordan 1 Chicago yang dipakai Michael Jordan untuk pertama kalinya? Ternyata sepatu ini sudah dilelang dan bukan milik sang atlet lagi. Sepatu legendaris ini dilelang dan terjual seharga $560.000 pada tahun 2020. Penampakannya sudah sangat menguning dan yang pasti tidak bisa dipakai lagi.Hanya sekedar untuk menjadi pajangan. Michael pun membubuhi tanda tangannya di Jordan 1 Chicago tersebut. Mengapa orang rela membayar semahal itu demi sebuah sepatu bekas? Tidak lain karena nilai sentiment dan sejarahnya itu sendiri. Sepatu yang pernah dipakai oleh Michael Jordan dan mencetak sekian banyak skor di lapangan basket secara langsung. Sepatu ini sudah lumayan berumur mengingat pertama kali dipakai pada tahun 1985. Untuk yang membeli, kira kira apakah bakal dipakai atau sekedar dipajang di rumah aja ya? Kalau sampai dipakai, wah biasanya akan hancur bagian midsole-nya mengingat umurnya sudah 37 tahun.
Saking banyaknya peminat sepatu Air Jordan 1, jumlah produksi sepatunya selalu tidak bisa mencukupi semua permintaan. Konsep supply demand yang sengaja disetting oleh Nike agar hype sepatunya tetap terjaga dan terkesan eksklusif. Bila hari itu rilis, maka hari itu juga SOLD OUT dan tidak akan dijual lagi di waktu dekat. Hal ini justru menciptakan ekosistem pasar resell sepatu dan belum tentu semua orang mampu membeli dengan harga resell. Sama seperti saham, sepatu Air Jordan 1 bisa memiliki harga fluktuatif di pasar resell. Mungkin dalam hitungan hari harganya bisa melonjak tinggi atau dalam hitungan tahunan baru mulai naik. Tapi ingat, bisa juga harga turun ya. Ini terjadi biasanya untuk warna yang bukan favorit.
Nike pun menyiasati pecinta sneakers yang tidak kebagian beli Air Jordan 1 High dengan cara memproduksi siluet Mid dan Low. Harganya cenderung lebih rendah jauh dengan warna yang lebih cerah dan variatif. Kalaupun menyerupai warna OG, biasanya kombinasi warna versi Jordan 1 low dan mid tidak akan sama persis dengan yang High. Harga retailnya pun juga lebih rendah karena materi yang digunakan memang lebih rendah juga karena tujuannya adalah dipakai untuk lifestyle, bukan seperti Air Jordan 1 High yang memang dirancang agar tahan banting saat bermain basket atau olahraga lainnya.
Versi Jordan 1 Mid tetap di atas mata kaki bila dipakai. Bahan kulit yang dipakai biasanya lebih keras. Terkadang, ada juga percampuran bahan suede, nubuck, dan leather. Bagi para pemula yang ingin mencoba memakai sepatu tinggi, Air Jordan 1 Mid adalah solusinya. Dengan harga yang tidak terlalu tinggi, pengguna bisa bereksperimen dengan daily outfit mereka untuk menyesuaikan keseluruhan look masing masing.
Begitu juga dengan yang versi Air Jordan 1 Low. Banyak sekali customer Shoeprise yang tidak pede menggunakan sepatu tinggi, tapi tetap ingin memiliki sepasang Jordan 1. Nah, cocok banget bagi kaum seperti ini untuk membeli Air Jordan 1 Low. Walau kualitas versi low memang lebih rendah, harganya pun juga sangat terjangkau. Dan beberapa model warna justru harganya malah meningkat tinggi karena mirip dengan warna Retro OG versi High. Ada juga beberapa model versi low yang memakai details dan bahan kulit sama dengan Jordan 1 High. Contohnya adalah Air Jordan 1 low yang dikeluarkan di tahun 2015. Bentuk sepatu, kualitas kulit dan wings logo Jordan sama seperti Jordan 1 High. Lalu bagian tongue pun lebih pendek dengan tag bertuliskan Nike Air seperti Jordan 1 High. Biasanya nama seri sepatu Jordan 1 Low seperti ini dibuhuhi kode nama Retro atau OG, yang menandakan sepatu ini memang potongan dari siluet High yang seharusnya. Sedangkan keluaran Jordan 1 low yang baru cenderung memiliki tongue lebih tinggi dan tebal, dengan lambang jump man. Lalu wings logo berupa jahitan di bagian heel belakang sepatu.
Dari tahun ke tahun memang selalu ada perubahan modifikasi desain sedikit. Balik lagi ke pembeli, mau yang versi apa dan lebih suka model warna yang mana? Karena semua model yang dirilis di tahun yang berbeda memiliki ciri khasnya sendiri. Namun, jangan salah paham juga ya. Bukan artinya Jordan 1 Mid dan Low itu sepatu dengan kualitas yang rendah. Maksud di atas kualitas yang lebih rendah hanya berlaku apabila dibandingkan dengan Air Jordan 1 High. Pasti berbeda karena tujuan sepatu ini dirancang pun berbeda manfaat. Yang satu untuk olahraga (namun belakangan ini jadi sepatu lifestyle), yang versi mid dan low memang untuk casual saja sehingga tidak perlu menggunakan kualitas kulit yang sama seperti high.
Dengan adanya versi Jordan 1 mid dan low pun sangat membantu pecinta sneakers yang baru ingin mencoba memakai Jordan atau bagi customer yang belum cukup tabungannya untuk beli yang versi High. Ingat ya, tidak ada pilihan yang salah. Asal kalian suka dan memang dipakai, mau warna atau versi atau yang harga berapapun sama saja. Yang penting pastinya harus beli yang asli ya, jangan sepatu palsu. Kalau kalian masih bingung membedakan Jordan 1 asli atau palsu, bisa langsung ke Shoeprise Store karena toko ini menjamin keaslian semua sepatunya. Jadi tidak perlu khawatir lagi untuk belanja sepatu Jordan nih.
WhatsApp us